Nadya Putri Delwis (10-024)
Tema : Sayang Bumi
Topik : Mengenal Lingkungan
A. Pendahuluan
Salah satu topik terhangat yang menjadi perbincangan serius dimasyarakat adalah memanasnya suhu bumi yang memberikan dampak besar bagi aktivitas manusia sehari-hari. Kenaikan suhu atau panas yang kita rasakan sekarang terjadi sangat cepat. Saat malam haripun kita merasakan panas yang tidak biasa. Hal ini terjadi karena global warming atau pemanasan global yang diakibatkan efek rumah kaca, asap kendaran bermotor, asap pabrik dan industri serta penebangan liar yang semakin marak terjadi. Tidak hanya itu, pengelolaan pembuangan akhir (sampah) juga turut memberikan sumbangan yang besar bagi global warming. Hal-hal tersebut diatas sebenarnya belum terlambat untuk ditanggulangi. Bahkan kita juga masih bisa mencegah pemanasan global yang smakin hari semakin meningkat.
Lantas bagaimana caranya agar kita bisa menanggulangi bahkan mencegah pemanasan global agar tidak meningkat atau meminimalkan efek buruknya bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi? Kita bisa memulainya dengan melakukan hal-hal kecil secara individual terlebih dahulu. Seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon dihalaman rumah, mengurangi pemakaian listrik yang tidak berguna, mengurangi penggunaan bahan yang tidak bisa didaur ulang dan menggunakan lagi bahan-bahan yang masih bisa dipakai, tentu hal ini kita kenal dengan istilah daur ulang.
Mengingat wacana diatas, maka tema yang akan kami ambil dalam micro teachingadalah “ Sayang Bumi “. Tema ini mengusung gerakkan menanam pohon dan membuang sampah pada tempatnya. Semua kegiatan yang dirancang adalah bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang pentingnya menjaga bumi dan hal ini sejalan dengan isu global warming yang saat ini sedang diperbincangkan.
Cara mengajar yang kami terapkan untuk mengaplikasikan tema “ Sayang Bumi” adalah dengan mengguakan strategi mengajar kelompok dan tim, ceramah serta strategi mencari dan menemukan. Kelompok juga mengaplikasikan teori B.F. Skinner untuk menyampaikan materi, yaitu dengan menggunakan teknologi. Kami menggunakan kaptop untuk menampilkan beberapa video yang berhubungandengan global warming, bagaimana hidup sehat dengan menjaga keseimbangan alam. Dalam video juga ditampilkan akibat buruk dari penebangan liar, buang sampah sembarangan dan beberapa pesan lain yang tentunya menarik dan tetap sejalan dengan tema yang kami usung.
Selain itu kelompok juga mengajarkan anak-anak keterampilan dengan menggunakan barang-barang bekas (mendaur ulang). Sehingga barang-barang bekas tersebut tidak menjadi sampah yang bisa berakibat negatif bagi bumi.
B. Landasan Teori
Guru bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru juga harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami percepatan, termasuk kemajuan dibidang paedagogi sendiri, meskipun tidak ada formula yang akan menjamin semangat dan efektifitas bagi setiap siswa dalam setiap konteks, ada bukti-bukti luas yang terdokumentasi dengan baik tentang jenis pendekatan pengajaran yang secara konsisten memiliki dampak positif terhadap aktivitas pembelajaran siswa.Kegiatan belajar mengajar siswa dapat dilakukan dengan pendekatan teknologis melalui aplikasi teknologi pengajaran. Salah satu pendukung utama pendekatan pembelajaran berbasis teknologi adalah B.F. Skinner. Skinner berargumen bahwa guru-guru dapat dilatih untuk menerapkan teknologi pendidikan atau mentranformasikan material pembelajaran dengan pendekatan teknologis dalam logika masukan-proses-luaran atau stimulus-respon yang mekanistik.
Berkaitan dengan prinsip paedagogi yang telah disinggung diatas, kelompok akan menggunakan 5 strategi mengajar yang efektif untuk merealisasikan pengajaran yang bertema “ Sayang Bumi” yang telah direncanakan. 5 strategi tersebut yang pertama adalah pelatihan, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas. Yang kedua adalah ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses dan diingat
Selain itu, seorang guru juga harus memiliki persyaratan baik itu yang cenderung statis maupun dinamis. Namun, melihat perkembangan yang begitu pesat, baik dalam hal teknologi maupun isu-isu lain guru menjadi lebih dituntut untuk memiliki persyaratan “dinamis”. Mengacu pada hal yang saat ini sedang berkembang yaitu isu-isu mengenai pemanasan global (global warming), maka tema “sayang bumi” menjadi tema yang mungkin sangat menarik dan baik diterapkan dalam proses pengajaran.
C. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam micro teaching adalah,
· Kertas Origami
· Laptop
· Reward, berupa susu.
· Gelas air mineral bekas
· Spidol warna,
· Pita
· Perekat
D. Lokasi
TK Aisyah
TK Aisyah
Jl.Abdul Hakim
E. Perencanaan Kegiatan
Tanggal
|
Kegiatan
|
9 – 20 April 2012
|
Menyusun perencanaan kegiatan
|
20 April 2012
|
Tinjau lokasi
|
21 April 2012
|
Terjun kelapangan
|
F. Perincian Dana
· Reward : Rp.60.000,-
· Origami : Rp. 5.000,-
· Peralatan lainnya : Rp.36.000,-
G. Perincian Kegiatan
Instruktur Kegiatan
|
Bentuk Kegiatan
|
Fauziah Nami
|
Mengenal tumbuhan
|
Nadya Putri
|
Menari
|
Elienz Vidella
|
Keterampilan daur ulang
|
Fitri Dina Adlina
|
Video Edukasi mengenai lingkungan
|
Rizqa Rethiza
|
Keterampilan origami
|
Yohanti Viomanna
|
Menyanyi
|
Pesan dan Kesan Selama Micro Teaching
Ø Fauziah Nami Nasution (10-016)
Tantangan yang saya rasakan selama micro teaching di TK Aisyah ini adalah minimnya pengalaman saya untuk menguasai kelas. Terutama anak Tk dengan berbagai macama karakter. Mereka semua seharusnya mendapatkan perhatian yang sama. Ketika menghadapi anak yang kurang aktif dan pemalu saya berusaha melakukan pendekatan sebaik mungkin agar ia nyaman untuk berinteraksi dengan saya. Saya berusaha seaktif mungkin dan menghampiri bangkunya untuk menanyakan namanya, apakah dia bisa melakukan dan mengikuti apa yang diberikan dikelas. Beda ketika saya berhadapan dengan anak yang aktif bahkan cenderung hiperaktif. Berbagai macam cara interaksi dan komunikasi saya gunakan untuk bisa membuat kelas kondusif.
Ø Elienz Vidella Tarigan (10-028)
Menurut saya kegiatan micro teaching ini sangat menantang dan cukup membantu kelompok untuk belajar bagaimana berhadapan langsung dengan anak-anak,lalu bagaimana mengajar mereka,kemudian bagaimana menghadapi beberapa kendala dalam mengajar mereka.Karena kita belajar tidak cukup hanya dari teori saja,harus ada praktek langsungnya juga agar proses belajar mengajar itu dapat berlangsung dengan baik.Selain itu kami juga bisa belajar mengenal bagaimana lingkungan kanak-kanak,memahami gerak-gerik mereka,bagaimana ekspresi dan cara mereka menanggapi kegiatan yang kami sampaikan,pokoknya kegiatan ini sangat menantang dan menarik buat saya.
Ø Fitri Dian Adlina (10-091)
Kegiatan micro teaching ini pengalaman pertama saya untuk mengajar dan memberi materi kepada anak TK. Awalnya sempet grogi karena murid di kelas tersebut sangat banyak, lebih banyak dari biasanya yang berjumlah 18 murid. Apalagi saya mendapat giliran mengajar yang terakhir di dalam kelas. Sehingga agak kesulitan untuk membuat mereka fokus lagi seperti di awal-awal. Tetapi setelah saya mencoba berkenalan dengan mereka , rasa grogi saya sedikit memudar karena mulai memahami karakter mereka. Sehingga saya tahu apa yang harus dilakukan ketika mengajar dan berusaha membangun suasana. Saya senang karena mereka banyak yang aktif. Ketika saya memutar video edukasi tentang lingkungan dan menstimulasi mereka, ternyata pemahaman mereka tentang lingkungan cukup baik. Itu sangat membantu saya dalam menjelaskan materi. Meskipun ada beberapa yang pemalu, tetapi ketika saya menawarkan mereka untuk ke depan dan menceritakan kembali tentang video tersebut, mereka mau. Memang butuh kesabaran dalam menghadapi berbagai karakter mereka yang berbeda. Tetapi sebagai pengajar yang baik seharusnya tetap memberikan mereka kesempatan dan menstimulasi mereka untuk terlibat di kelas. Dan tidak membeda-bedakan merekan. Karena ketika kita mulai mengenal dan memahami mereka dengan baik, maka akan mudah untuk mengambil hati mereka.
Ø Nadya Putri Delwis (10-024)
Menyenangkan bisa berinteraksi dengan anak-anak yang masih lucu-lucunya. Mereka ada yang berani untuk tampil di depan ada juga yang malu-malu untuk menampilkan bakatnya. Awalnya saya grogi untuk mengajar dan berinteraksi dengan anak-anak tersebut, tapi entah kenapa, setelah mencoba dan mereka tanggapannya positif saya menjadi bersemangat. Daya tangkap anak-anak itu juga sangat cepat dan mereka juga mau untuk terbuka mengenai perasaannya. Jadi, komunikasi dengan anak-anak itu juga lancar dan mengasyikan.
Ø Rizqa Rethiza (10-102)
Menurut saya sangat menyenangkan dan penuh pelajaran dalam pelaksanaan maupun proses pengerjaan micro teaching ini. Dimana kita dituntut untuk siap dalam menghadapi setiap prilaku anak-anak yang tentu saja tidak dapat diprediksi, begitu juga dengan faktor-faktor lain seperti keadaan murid dan lingkungan kelas. Pada saat kami datang mengunjungi TK Aisyiyah ini untuk praktek micro teaching, ternyata sedang ada anak yang ulang tahun dan hendak mengadakan acara, sehingga kelas tercampur dan melebihi kapasitas biasanya yang hanya 18anak menjadi 25 anak. Karena faktor inilah kelas menjadi semangkin ribut dan susah ditenangkan. Sifat anak juga beragam, ada yang pasif, aktif, hiperaktif, bahkan ada anak autisme dikelas ini, namun hal ini tidak mengurangi semangat kami untuk menyampaikan materi yang ingin kami sampaikan. Kami berusaha keras untuk membuat anak-anak tetap fokus kepada kami dan dapat melakukan apa yang kami ajarkan. Saya dalam micro teaching ini mengajarkan mereka untuk berkreasi dengan origami, dimana dapat mengasah kreativitas mereka. Saya membuat mereka dalam beberapa kelompok dimana ada 2 anak dalam satu kelompok, namun saya tetap memberikan kertas origami kepada mereka secara perorangan. Saya menjelaskan satu-persatu dari kelompok ke kelompok agar mereka lebih mengerti mengenai langkah-langkah yang juga saya jelaskan sambil mempraktekkan didepan. Mereka dengan baik dapat mengerjakan petunjuk yang saya berikan dan terfokus kepada saya. Berbagai improvisasi saya lakukan untuk membuat mereka lebih mengerti kepada saya. Dan akhirnya saya menyadari bahwa menjadi guru tidak semudah yang saya pikirkan dahulu. Tapi walaupun sulit saya sangat menyukai pengalaman berharga ini J
Ø Yohanti Viomanna (10-109)
Saya sangat senang dengan pengalaman baru saya ini. Ini akan menjadi pengalaman yang terlupakan untuk saya. Disini saya mengajarkan mereka kesenian menyanyi mengenai alam awalnya guru mereka memberi informasi bahwa mereka sudah bisa membaca, namun ketika dikelas saat kami praktek, karena ada percampuran murid, guru memberitahukan kepada saya bahwa mereka belum bisa membaca, sehingga agak sulit untuk mengajarkan mereka menyanyi, apalagi ternyata mereka belum tahu mengenai lagu yang saya bawakan. Dan ketika saya menulis lagu tersebut dipapan tulis, ternyata mereka belum bisa membaca. Akhirnya saya berimprovisasi untuk mengajak mereka menyebutkan kalimat perkalimat lagu ini, ini membantu mereka untuk mengingat lirik yang saya berikan, setelahnya baru saya mengajak mereka bernyanyi bersama saya. Dan akhirnya saya berhasil membuat bereka bernyanyi bersama saya. Saya merasa senang karena akhirnya berhasil membuat mereka bernyanyi bersama saya yang pada awalnya mereka hanya diam karena tidak mengetahui sama sekali lagu yang saya bawakan. Dengan segala kesulitan dan kebingungan yang ada, saya tetap menyukai micro teaching ini karena sangat menyenangkan J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar