Kamis, 17 Mei 2012

Pelaksanaan Micro Teaching (revisi)



Topik   : Mengenal Lingkungan


I.    Pendahuluan
Salah satu topik terhangat yang menjadi perbincangan serius dimasyarakat adalah memanasnya suhu bumi yang memberikan dampak besar bagi aktivitas manusia sehari-hari. Kenaikan suhu atau panas yang kita rasakan sekarang terjadi sangat cepat. Saat malam haripun kita merasakan panas yang tidak biasa. Hal ini terjadi karena global warming  atau pemanasan global yang diakibatkan efek rumah kaca, asap kendaran bermotor, asap pabrik dan industri serta penebangan liar yang semakin marak terjadi. Tidak hanya itu, pengelolaan pembuangan akhir (sampah) juga turut memberikan sumbangan yang besar bagi global warming. Hal-hal tersebut diatas sebenarnya belum terlambat untuk ditanggulangi. Bahkan kita juga masih bisa mencegah pemanasan global yang smakin hari semakin meningkat.

Lantas bagaimana caranya agar kita bisa menanggulangi bahkan mencegah pemanasan global agar tidak meningkat atau meminimalkan efek buruknya bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi? Kita bisa memulainya dengan melakukan hal-hal kecil secara individual terlebih dahulu. Seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon dihalaman rumah, mengurangi pemakaian listrik yang tidak berguna, mengurangi penggunaan bahan yang tidak bisa didaur ulang dan menggunakan lagi bahan-bahan yang masih bisa dipakai, tentu hal ini kita kenal dengan istilah daur ulang.

Mengingat wacana diatas, maka tema yang akan kami ambil dalam micro teaching adalah “ Sayang Bumi “. Tema ini mengusung gerakkan menanam pohon dan membuang sampah pada tempatnya. Semua kegiatan yang dirancang adalah bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang pentingnya menjaga bumi dan hal ini sejalan dengan isu global warming yang saat ini sedang diperbincangkan.

            Cara mengajar yang kami terapkan untuk mengaplikasikan tema “ Sayang Bumi” adalah dengan mengguakan strategi mengajar kelompok dan tim, ceramah serta strategi mencari dan menemukan. Kelompok juga mengaplikasikan teori B.F. Skinner untuk menyampaikan materi, yaitu dengan menggunakan teknologi. Kami menggunakan kaptop untuk menampilkan beberapa video yang berhubungandengan global warming, bagaimana hidup sehat dengan menjaga keseimbangan alam. Dalam video juga ditampilkan akibat buruk dari penebangan liar, buang sampah sembarangan dan beberapa pesan lain yang tentunya menarik dan tetap sejalan dengan tema yang kami usung.

            Selain itu kelompok juga mengajarkan anak-anak keterampilan dengan menggunakan barang-barang bekas (mendaur ulang). Sehingga barang-barang bekas tersebut tidak menjadi sampah yang bisa berakibat negatif bagi bumi.
I.1. Tujuan Micro Teaching
ü  Memperkenalkan anak pada keindahan alam
ü  Membimbing anak cara menjaga lingkungan
ü  Memberikan anak pengetahuan tentang dampak  tidak menjaga lingkungan
ü  Mengajarkan anak keterampilan dengan memanfaatkan barang-barang bekas
ü  Mengasah kreatifitas
I.2. Manfaat Micro Teaching
            Melalui rangkaian micro teaching ini anak lebih memperhatikan lingkungan.Selain itu pembagian kelompok bermanfaat agar anak mampu bekerja sama dengan orang lain. Video edukasi yang diberikan juga membuat anak mengenal teknologi, seperti laptop.

II.     Landasan Teori

Guru bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru juga harus menjadi pembelajar sejati agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami percepatan, termasuk kemajuan dibidang paedagogi sendiri, meskipun tidak ada formula yang akan menjamin semangat dan efektifitas bagi setiap siswa dalam setiap konteks, ada bukti-bukti luas yang terdokumentasi dengan baik tentang jenis pendekatan pengajaran yang secara konsisten memiliki dampak positif terhadap aktivitas pembelajaran siswa.Kegiatan belajar mengajar siswa dapat dilakukan dengan pendekatan teknologis melalui aplikasi teknologi pengajaran. Salah satu pendukung utama pendekatan pembelajaran berbasis teknologi adalah B.F. Skinner. Skinner berargumen bahwa guru-guru dapat dilatih untuk menerapkan teknologi pendidikan atau mentranformasikan material pembelajaran dengan pendekatan teknologis dalam logika masukan-proses-luaran atau stimulus-respon yang mekanistik.

Berkaitan dengan prinsip paedagogi yang telah disinggung diatas, kelompok akan menggunakan  5 strategi mengajar yang efektif untuk merealisasikan pengajaran yang bertema “ Sayang Bumi” yang telah direncanakan. 5 strategi tersebut yang pertama adalah pelatihan, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas. Yang kedua adalah ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses dan diingat

            Selain itu, seorang guru juga harus memiliki persyaratan baik itu yang cenderung statis maupun dinamis. Namun, melihat perkembangan yang begitu pesat, baik dalam hal teknologi maupun isu-isu lain guru menjadi lebih dituntut untuk memiliki persyaratan “dinamis”. Mengacu pada hal yang saat ini sedang berkembang yaitu isu-isu mengenai pemanasan global (global warming), maka tema “sayang bumi” menjadi tema yang mungkin sangat menarik dan baik diterapkan dalam proses pengajaran.

III.    Alat yang Digunakan
          Alat yang digunakan dalam micro teaching adalah,
·         Kertas Origami
·         Laptop
·         Reward, berupa susu.
·         Gelas air mineral bekas
·         Spidol warna,
·         Pita
·         Perekat

IV.    Lokasi
TK Aisyah
Jl.Abdul Hakim

V.     Perencanaan Kegiatan
Tanggal
Kegiatan
9-20 April 2012
Menyusun rencana kegiatan
20 April 2012
Tinjau lokasi
21 April 2012
Terjun ke lapangan




VI.     Perincian Dana
·         Reward                      : Rp.60.000,-
·         Origami                      : Rp.  5.000,-
·         Peralatan lainnya        : Rp.36.000,-

VII.    Perincian Kegiatan

VIII. Instruktur Kegiatan

Instruktur
Bentuk Kegiatan
Yohanti Viomanna
Menyanyi
Nadya Putri Delwis
Menari
Fauziah Nami
Video edukasi mengenai cara menjaga lingkungan
Elienz Vidella
Keterampilan Daur Ulang
Rizqa Retizha
Mengajar keterampilan origami
Fitri Dian Adlina
Video edukasi mengenai dampak tidak menjaga lingkungan













IX. Evaluasi
            Pada saat kedatangan kami untuk melaksanakan micro teaching, ada anak yang berulang tahun sehingga kelas digabung dengan kelas lainnya dan jumlah anak yang banyak membuat proses belajar kurang efektif. Pada saat observasi sebelumnya, guru mengatakan anak-anak sudah bisa membaca, namun karena kelas dicampur, sebagian besar ternyata anak-anak belum bisa membaca.
            Di kelas juga terdapat dua anak hyperaktif dan satu anak autisme. Sehingga membutuhkan kesabaran lebih dalam menjelaskan dikelas dan mengkontrol keadaan kelas. Dalam mengatasi anak-anak yang hyperaktif dikelas, kami mencoba untuk menarik perhatian mereka untuk selalu berfokus kepada kami, dan ternyata pemutaran video edukasi dan praktek ketrampilan dapat membuat mereka berpartisipasi dengan baik dikelas. Kelas yang tidak memiliki infokus membuat kami mengimprovisasi membagi kelas menjadi tiga kelompok dan mengajak mereka menonton bersama melalui laptop. Ternyata ini efektif untuk memfokuskan perhatian anak-anak.
            Untuk mengatasi anak yang autisme, kami mencoba untuk selalu mengajak ia berpartisipasi, baik dalam menentukan warna kertas, spidol, dll. Ini bertujuan untuk membuat ia lebih aktif. Dan cara ini juga berhasil.        
            Ketika kami meminta respon anak-anak, guru cenderung memilih anak-anak yang menonjol. Ini otomatis menurunkan kepercayaan diri anak-anak lainnya, dan membuat mereka malu untuk aktif dikelas. Ketika kami mengajarkan ketrampilan origami dan membuat gelas hias, anak-anak kami tanya satu persatu untuk memancing mereka aktif. Kami juga memberikan pujian ketika anak-anak dapat mengerjakan ketrampilannya. Hal ini kami lakukan untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka.
            Pada saat pemutaran video edukasi secara berkelompok anak juga terlihat lebih aktif bertanya. Dan setelah pemutaran, anak-anak dapat menceritakan kembali dengan baik makna video edukasi yang mereka lihat. Setelah micro teaching kami selesai, anak-anak terlihat lebih bersemangat dan aktif ketika kami meminta mereka menjelaskan bagaimana cara menyayangi bumi. Disini anak sudah tidak tampak malu untuk berpendapat.

X. Pesan dan Kesan Selama Micro Teaching

Ø  Fauziah Nami Nasution (10-016)     
Tantangan yang saya rasakan selama micro teaching di TK Aisyah ini adalah minimnya pengalaman saya untuk menguasai kelas. Terutama anak Tk dengan berbagai macama karakter. Mereka semua seharusnya mendapatkan perhatian yang sama. Ketika menghadapi anak yang kurang aktif dan pemalu saya berusaha melakukan pendekatan sebaik mungkin agar ia nyaman untuk berinteraksi dengan saya. Saya berusaha seaktif mungkin dan menghampiri bangkunya untuk menanyakan namanya, apakah dia bisa melakukan dan mengikuti apa yang diberikan dikelas. Beda ketika saya berhadapan dengan anak yang aktif bahkan cenderung hiperaktif. Berbagai macam cara interaksi dan komunikasi saya gunakan untuk bisa membuat kelas kondusif.


Ø  Elienz Vidella Tarigan (10-028)
Menurut saya kegiatan micro teaching ini sangat menantang dan cukup membantu kelompok untuk belajar bagaimana berhadapan langsung dengan anak-anak,lalu bagaimana mengajar mereka,kemudian bagaimana menghadapi beberapa kendala dalam mengajar mereka.Karena kita belajar tidak cukup hanya dari teori saja,harus ada praktek langsungnya juga agar proses belajar mengajar itu dapat berlangsung dengan baik.Selain itu kami juga bisa belajar mengenal bagaimana lingkungan kanak-kanak,memahami gerak-gerik mereka,bagaimana ekspresi dan cara mereka menanggapi kegiatan yang kami sampaikan,pokoknya kegiatan ini sangat menantang dan menarik buat saya.

Ø  Fitri Dian Adlina (10-091)
Kegiatan micro teaching ini pengalaman pertama saya untuk mengajar dan memberi materi kepada anak TK. Awalnya sempet grogi karena murid di kelas tersebut sangat banyak, lebih banyak dari biasanya yang berjumlah 18 murid. Apalagi saya mendapat giliran mengajar yang terakhir di dalam kelas. Sehingga agak kesulitan untuk membuat mereka fokus lagi seperti di awal-awal. Tetapi setelah saya mencoba berkenalan dengan mereka , rasa grogi saya sedikit memudar karena mulai memahami karakter mereka. Sehingga saya tahu apa yang harus dilakukan ketika mengajar dan berusaha membangun suasana. Saya senang karena mereka banyak yang aktif. Ketika saya memutar video edukasi tentang lingkungan dan menstimulasi mereka, ternyata pemahaman mereka tentang lingkungan cukup baik. Itu sangat membantu saya dalam menjelaskan materi. Meskipun ada beberapa yang pemalu, tetapi ketika saya menawarkan mereka untuk ke depan dan menceritakan kembali tentang video tersebut, mereka mau. Memang butuh kesabaran dalam menghadapi berbagai karakter mereka yang berbeda. Tetapi sebagai pengajar yang baik seharusnya tetap memberikan mereka kesempatan dan menstimulasi mereka untuk terlibat di kelas. Dan tidak membeda-bedakan merekan. Karena ketika kita mulai mengenal dan memahami mereka dengan baik, maka akan mudah untuk mengambil hati mereka.

Ø  Nadya Putri Delwis (10-024)
 Menyenangkan bisa berinteraksi dengan anak-anak yang masih lucu-lucunya. Mereka ada yang berani untuk tampil di depan ada juga yang malu-malu untuk menampilkan bakatnya. Awalnya saya grogi untuk mengajar dan berinteraksi dengan anak-anak tersebut, tapi entah kenapa, setelah mencoba dan mereka tanggapannya positif saya menjadi bersemangat. Daya tangkap anak-anak itu juga sangat cepat dan mereka juga mau untuk terbuka mengenai perasaannya.  Jadi, komunikasi dengan anak-anak itu juga lancar dan mengasyikan.

Ø  Rizqa Rethiza (10-102)
Menurut saya sangat menyenangkan dan penuh pelajaran dalam pelaksanaan maupun proses pengerjaan micro teaching ini. Dimana kita dituntut untuk siap dalam menghadapi setiap prilaku anak-anak yang tentu saja tidak dapat diprediksi, begitu juga dengan faktor-faktor lain seperti keadaan murid dan lingkungan kelas. Pada saat kami datang mengunjungi TK Aisyiyah ini untuk praktek micro teaching, ternyata sedang ada anak yang ulang tahun dan hendak mengadakan acara, sehingga kelas tercampur dan melebihi kapasitas biasanya yang hanya 18anak menjadi 25 anak. Karena faktor inilah kelas menjadi semangkin ribut dan susah ditenangkan. Sifat anak juga beragam, ada yang pasif, aktif, hiperaktif, bahkan ada anak autisme dikelas ini, namun hal ini tidak mengurangi semangat kami untuk menyampaikan materi yang ingin kami sampaikan. Kami berusaha keras untuk membuat anak-anak tetap fokus kepada kami dan dapat melakukan apa yang kami ajarkan. Saya dalam micro teaching ini mengajarkan mereka untuk berkreasi dengan origami, dimana dapat mengasah kreativitas mereka. Saya membuat mereka dalam  beberapa kelompok dimana ada 2 anak dalam satu kelompok, namun saya tetap memberikan kertas origami kepada mereka secara perorangan. Saya menjelaskan satu-persatu dari kelompok ke kelompok agar mereka lebih mengerti mengenai langkah-langkah yang juga saya jelaskan sambil mempraktekkan didepan. Mereka dengan baik dapat mengerjakan petunjuk yang saya berikan dan terfokus kepada saya. Berbagai improvisasi saya lakukan untuk membuat mereka lebih mengerti kepada saya. Dan akhirnya saya menyadari bahwa menjadi guru tidak semudah yang saya pikirkan dahulu. Tapi walaupun sulit saya sangat menyukai pengalaman berharga ini J

Ø  Yohanti Viomanna (10-109)
Saya sangat senang dengan pengalaman baru saya ini. Ini akan menjadi pengalaman yang terlupakan untuk saya. Disini saya mengajarkan mereka kesenian menyanyi mengenai alam awalnya guru mereka memberi informasi bahwa mereka sudah bisa membaca, namun ketika dikelas saat kami praktek, karena ada percampuran murid, guru memberitahukan kepada saya bahwa mereka belum bisa membaca, sehingga agak sulit untuk mengajarkan mereka menyanyi, apalagi ternyata mereka belum tahu mengenai lagu yang saya bawakan. Dan ketika saya menulis lagu tersebut dipapan tulis, ternyata mereka belum bisa membaca. Akhirnya saya berimprovisasi untuk mengajak mereka menyebutkan kalimat perkalimat lagu ini, ini membantu mereka untuk mengingat lirik yang saya berikan, setelahnya baru saya mengajak mereka bernyanyi bersama saya. Dan akhirnya saya berhasil membuat bereka bernyanyi bersama saya. Saya merasa senang karena akhirnya berhasil membuat mereka bernyanyi bersama saya yang pada awalnya mereka hanya diam karena tidak mengetahui sama sekali lagu yang saya bawakan. Dengan segala kesulitan dan kebingungan yang ada, saya tetap menyukai micro teaching ini karena sangat menyenangkan J

9 komentar:

  1. Tema yang diangkat kelompok sangat menarik “Sayang Bumi” di tengah maraknya isu global warming saat ini. Laporan yang direvisi sudah baik dan detail. Namun sayangnya, kelompok tidak mencantumkan runtutan kegiatan micro teaching dari awal sampai akhir. Dan tulisan di dalam tabel instruktur di blog Nadya tidak kelihatan, mungkin pengaruh warna font. Selain itu, ada yang mau saya tanyakan: Apakah kelompok tidak melakukan observasi sebelumnya untuk mengetahui bahwa TK tersebut tidak memiliki in focus? Mengapa kelompok masih berencana untuk memutar video? Terima kasih. Good job! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Lili atas perhatiannya terhadap kinerja kelompok saya. Itu saya sudah mengedit kembali warna font instrukturnya, sebelumnya memang tidak kelihatan.  Kami memang tidak mecantumkan disini tapi rencananya nanti akan kami jelaskan runtutan kegiatan micro teaching yang kami lakukan di presentasi. Tapi saya akan menjawab secara garis besar kegiatan yang kami lakukan disana, pertama kami mengajak anak-anak dan berinteraksi juga dengan mereka melalui bernyanyi dan menari, sehingga suasana menjadi cair, kemudian kami memberikan stimulus berupa video untuk mengenalkan kepada anak tentang lingkungan, lalu kami mengajarkan memanfaatkan barang bekas menjadi sebuah tempat pensil yang berguna serta mengajarkan origami bunga juga. Begitu garis besarnya li,, Kami melakukan peninjauan ke sekolah tapi walaupun tidak ada infocus kami masih bisa memakai sarana laptop dengan membagi anak-anak ke dalam beberapa kelompok kecil, dan Alhamdulillah tetap berjalan dengan efektif. Kami ingin mengenalkan teknologi dan juga melalui video anak-anak juga menjadi tertarik dan mempermudah pemahaman tentang lingkungan itu sendiri.

      Hapus
  2. Tema yang hampir sama dengan kelompok sebelumnya dimana kelompok mereka "go green" kelompok kalian "sayang Bumi", namun konten yang berbeda. Kelompok berusaha menampilkan video yang mencerminkan bagaimana dampak ketika orang menjaga lingkungan dan tidak menjaga lingkungan. Kesenian mewarnai, menyanyi bisa diiringi dengan tampilan visual tidak hanya audio merupakan ide yang bagus dengan melihat usia mereka yang masih muda dlam berpikir secara abstrak.
    Kelompok cukup cepat dalam menganalisis sehingga dilakukan improvisasi ketika ada murid yang ternyata belum cukup bisa membaca
    Untuk pendidik yang bernama Elienz dan Rizqa, bagaimana kelompok mengajarkan ketrampilan daur ulang? dlam hal ini maksdunya apa sih rincian kegiatan yang dilakukan kelompok sehingga bisa tercapai 'manfaat' yang dicantumkan kelmopk di atas?.. Terima kasih..^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya pujiannya..  Elienz dan Rizqa mengajarkan keterampilan daur ulang. Pertama mereka membagikan bahan-bahannya seperti gelas streofoam , spidol dan juga kertas origami. Anak-anak awalnya disuruh menggambar di gelas tersebut sesuai dengan kreativitas mereka, karena ini kerja tim terdiri dari dua anak, maka mereka ganti-gantian untuk menggambarnya. Lalu mereka diajarkan seni origami membuat bunga dan lalu menempelkannya di gelas tersebut sehingga jadilah tempat pensil. Jadi, daripada barang bekas dibuang seperti gelas streofoam itu (bekas ulang tahun) lebih baik dijadikan barang yang bermanfaat dan dapat mengurangi dampak global warming dari pembakaran sampah nantinya.

      Hapus
  3. nadya, tulisan yang rapi dan tata letak yang pas membuat laporan ini enak dibaca. saya ingat kemarin waktu presntasi kelompok mengadakan sesi bernyanyi tentang alam untuk membuat mereka mengenal alam. tapi seperti yang kita tahu bahwa anak-anak tk belum mencapai tahap pemikiran abstrak. sehingga ketika kita menyebutkan satu hal mereka belum mampu untuk membayangkannya secara abstrak dalam otak. mungkin nadya bisa beri penjelasan sedikit mengenai tujuan menyanyi itu lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih reza apresiasinya… Kami bernyanyi tentang keindahan alam itu bertujuan untuk mengenalkan dan menggambarkan bagaimana keindahan alam tersebut melalui liriknya. Bernyanyi itu juga dapat mencairkan suasana dan mendekatkan diri dengan anak-anak. Nah, dengan begitu, bernyanyi dan menari itu merupakan pembuka agar suasana kelas menjadi lebih nyaman dan anak-anak menjadi nyaman juga bersama kami. Kalau masalah anak-anak belum bisa berpikir abstrak, saya rasa itu tidak menjadi masalah, karena setelah itu pun kami memperlihatkan video yang menggambarkan keindahan alam juga, sehingga tujuan dari micro teaching kami tetap bisa tercapai untuk memperkenalkan keindahan alam kepada anak-anak. Jadi, keseluruhan micro teaching yang kami laksanakan itu saling berkesinambungan dan melengkapi.

      Hapus
  4. halooo Bu Nadia ;)
    ocha suka tema kalian.
    ocha mau tanyalah, kalian kan melakukan tinjau lokasi sebelum terjun kelapangan, apakah kalian sebenernya uda tau kalo ternyata ada anak berkebutuhan khusus dikelas tersebut?
    jika ia, apakah ada rencana yang telah kalian siapkan untuk menghadapi anak ini?
    atau semua nya terjadi begitu saja bagaikan air yang mengalir? *aseehh :D

    BalasHapus
  5. Halooo juga bu Ocha!
    Terima kasih atas apresiasinya.. hehe..
    Waktu kami tinjau ke lokasi kelas yang kami observasi beda sama yang waktu micro teaching, jadi kami tidak mengetahui sama sekali bahwa bakalan ada anak yang berkebutuhan khusus di kelas yang akan kami ajar. Karena nggak tau kenapa ibu gurunya memberikan kami kelas yang berbeda dengan waktu yang kami observasi, mungkin juga karena waktu itu ada yang mau ulang tahun, jadi guru-guru disana lumayan sibuk juga pada hari tersebut. Waktu mengajar itu, untuk menghadapi anak yang berkebutuhan khusus itu memang terasa seperti mengalir saja, kami memang memberikan perhatian lebih kepada mereka dan mencoba mengontrol mereka semampu kami. :)

    BalasHapus
  6. tema nya lucu " sayang bumi "
    hampir sama dengan kelompok go green yaa , hehe :P

    bagus , karena setiap anggota kelompok memiliki tugas masing-masing.
    ada yang mengajar menari, menyanyi dan lainnya. jadi dalam satu hari itu ank-anak mendapat berbagai pengalaman dan pengetahuan .
    good job :)

    BalasHapus