Selasa, 12 April 2011

Children with disability


Children with disability adalah anak yang memiliki keterbatasan yang membatasi pelaksanaan fungsi dari anak tersebut. Ketidakmampuan atau keterbatasan tersebut bisa berupa gangguan organ indra (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar, attention deficit hyperactivity disorder dan gangguan emosional dan prilaku.
Gangguan organ indra
Gangguan ini mencakup gangguan penglihatan dan pendengaran. Ada anak yang mempunyai low vision, mereka hanya bisa membaca huruf-huruf yang berukuran besar atau dapat membaca apabila dibantu dengan kaca pembesar. Ada juga anak yang telah buta total sejak lahir atau buta sejak awal-awal usia mereka. Cara yang penting dalam mengajar anak-anak yang memiliki gangguan penglihatan ini adalah dengan memaksimalkan kerja sentuhan dan pendengaran mereka, sehingga dapat membantu mereka belajar lebih baik.
Anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran biasanya juga memiliki kemampuan berbicara dan bahasa yang buruk juga yang dapat mengganggu mereka dalam proses belajar. Ada dua pendekatan yang dipakai untuk mengajar anak-anak gangguan pendengaran ini: pendekatan oral yaitu pendekatan dengan membaca gerak bibir dan pendekatan manual yaitu pendekatan memakai bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).
Ø  Gangguan fisik
Meliputi gangguan ortopedik yaitu gangguan berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah otot, tulang atau sendi, dan gangguan kejang-kejang, yang sering dijumpai adalah epilepsi.
Ø  Retardasi mental
Kondisi dimana sebelum usia 18 tahun dia mempunyai kecerdasan yang rendah dan tidak mampu beradaptasi dengan kehidupan sehari-harinya.
Ø  Gangguan bicara dan bahasa
Meliputi gangguan artikulasi, suara, dan kefasihan.
Ø  Ketidakmampuan belajar
Anak ini memiliki kecerdasan normal atau di atas normal, kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau beberapa pelajaran.
Ketidakmampuan tersebut pada anak pasti akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan diri dalam diri si anak. Si anak yang memiliki keterbatasan tersebut sering merasa bahwa dirinya tidak mampu melakukan apa-apa karena  ketidakmampuan yang dimilikinya tersebut. Anak-anak yang dikategorikan “istimewa” ini, sangat butuh akan kasih sayang, perhatian yang berlebih dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Oleh karena itu, orang tua yang memiliki anak yang “istimewa” ini, haruslah lebih memperhatikan dan memberikan kasih sayang yang lebih kepada anaknya itu, dan jangan malu mengakui anak yang memiliki kemampuan terbatas ini apalagi menyalahkan mereka karena ketidakmampuannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar